Di
penghujung tahun 2014 sebuah "alat musik" telah mengguncang perhatian
penikmat musik tanah air bahkan dunia. Adalah Iwan Fals yang menggunakan
"alat musik" ini dan pertama kali digunakan Iwan Fals dan Band saat
Konser Pelangi Nila di Leuwinanggung. Selanjutnya dia menjadi "senjata
andalan" dari panggung ke panggung sejak Cirebon, Subang, Cianjur,
Karawang, Bekasi, Tangerang, dan di Bogor.
"alat musik" ini pun ditonton ratusan pengunjung Friday Legend
Mahakarya Indonesia di kawasan industri terbesar Asia Tenggara, Cikarang
Bekasi. "alat musik" ini belum bisa ditemukan di toko musik dalam negeri dan luar negeri.
Kamis, 12 Februari 2015
Minggu, 08 Februari 2015
Lost Star
lagu ini merupakan soundtrack dari film Begin Again
yang dibintangi Keira Knightley, Mark Ruffalo, dan Adam Levine. Lagu
ini juga ada yang versinya Adam Levine, Judulnya Lost Stars, liriknya yang keren ditulis oleh Gregg Alexander, Danielle Brisebois, Nick Lashley, dan Nick Southwood.
God, tell us the reason youth is wasted on the young.
It’s hunting season and this lamb is on the run.
Searching for meaning…
But are we all lost stars trying to light up the dark?
Who are we? Just a speck of dust within the galaxy.
'Woe is me' if we're not careful turns into reality.
Don’t you dare let all these memories bring you sorrow.
Yesterday I saw a lion kiss a deer.
Turn the page; maybe we’ll find a brand new ending.
Where we’re dancing in our tears and…
God, tell us the reason youth is wasted on the young.
It’s hunting season and this lamb is on the run.
We’re searching for meaning…
But are we all lost stars trying to light up the dark?
I thought I saw you out there crying…
I thought I heard you call my name…
I thought I heard you out there crying…
We’re just the same…
God, tell us the reason youth is wasted on the young.
It’s hunting season and this lamb is on the run.
We’re searching for meaning…
But are we all lost stars trying to light up the dark?
Are we all lost stars trying to light up the dark?
lirik : Maroon 5 - Lost Star
Please don’t see just a girl caught up in dreams and fantasies.
Please see me reaching out for someone I can see.
Take my hand, let’s see where we wake up tomorrow.
Best laid plans; sometimes are just a one night stand.
I’d be damned; Cupid’s demanding back his arrow.
So let’s get drunk on our tears and…
Please see me reaching out for someone I can see.
Take my hand, let’s see where we wake up tomorrow.
Best laid plans; sometimes are just a one night stand.
I’d be damned; Cupid’s demanding back his arrow.
So let’s get drunk on our tears and…
God, tell us the reason youth is wasted on the young.
It’s hunting season and this lamb is on the run.
Searching for meaning…
But are we all lost stars trying to light up the dark?
Who are we? Just a speck of dust within the galaxy.
'Woe is me' if we're not careful turns into reality.
Don’t you dare let all these memories bring you sorrow.
Yesterday I saw a lion kiss a deer.
Turn the page; maybe we’ll find a brand new ending.
Where we’re dancing in our tears and…
God, tell us the reason youth is wasted on the young.
It’s hunting season and this lamb is on the run.
We’re searching for meaning…
But are we all lost stars trying to light up the dark?
I thought I saw you out there crying…
I thought I heard you call my name…
I thought I heard you out there crying…
We’re just the same…
God, tell us the reason youth is wasted on the young.
It’s hunting season and this lamb is on the run.
We’re searching for meaning…
But are we all lost stars trying to light up the dark?
Are we all lost stars trying to light up the dark?
biografi Maroon 5
Maroon 5 adalah sebuah band pop rock Amerika yang berasal dari Los Angeles, California Kelompok ini dibentuk pada tahun 1994 sebagai Bunga Kara sementara anggotanya masih di sekolah tinggi dan awalnya terdiri dari Adam Levine (vokal, gitar. ), Jesse Carmichael (gitar, backing vokal) Mickey Madden (gitar bass) dan Ryan Dusick (drum). Bunga Kara menandatangani kontrak dengan Reprise Records dan merilis album, The Fourth World, pada tahun 1997. Setelah respon hangat untuk album, band berpisah dengan label rekaman dan anggota kuliah. Dusick dan Madden tinggal lokal di UCLA, sementara Levine dan Carmichael pindah ke pantai timur untuk menghadiri Five Towns College. Sementara Levine dan Carmichael berada di New York, mereka mulai memperhatikan musik urban di sekitar mereka dan kemudian membiarkan gaya mempengaruhi lagu yang mereka tulis.
Pada tahun 2001, band ini bergabung kembali, dengan gitaris James Valentine ditambahkan ke line-up, dan mengejar arah baru dengan nama: Maroon 5. Pada titik ini, Jesse Carmichael beralih ke bermain keyboard dan ini telah menjadi utamanya instrumen dalam band. Setelah perubahan ini, Maroon 5 menandatangani kontrak dengan Octone Records dan merilis album debut mereka, Songs About Jane, pada bulan Juni 2002. lead single album "Sulit untuk Bernapas", diputar berat, yang membantu album debut di nomor enam di Billboard . 200 chart band ini memenangkan Grammy Award untuk Best New Artist pada tahun 2005. selama beberapa tahun ke depan, band ini tur secara ekstensif di seluruh dunia untuk mendukung Songs About Jane dan menghasilkan dua rekaman langsung: tahun 2004 dan 2005 1.22.03.Acoustic dunia hidup -. Friday the 13th pada tahun 2006, Ryan Dusick resmi meninggalkan band setelah menderita cedera pergelangan tangan dan bahu serius dan digantikan oleh Matt Flynn. Band ini merekam album kedua mereka, It Will not Be Soon Before Long dan dirilis pada Mei 2007. Album ini mencapai nomor satu di chart US Billboard 200 dan memimpin tunggal, "Makes Me Wonder", menjadi band pertama nomor satu lagu di Billboard Hot 100.
Pada tanggal 21 September 2010, band ini merilis album studio ketiga mereka yang berjudul "Hands All Over". Ini dirilis ulang pada tahun 2011 untuk memasukkan single "Moves Like Jagger" (menampilkan Christina Aguilera). Sementara versi asli album menerima tinjauan yang beragam, "Bergerak seperti Jagger" mencapai posisi nomor satu di Billboard Hot 100 chart. Band ini merilis album berikutnya mereka, Overexposed, pada tanggal 26 Juni, 2012. Semua empat single dari album yang benar-benar sukses di tangga lagu - misalnya, single kedua "One More Night", mencapai nomor satu di Billboard Hot 100. Dalam 2014, band ini menandatangani kontrak dengan Interscope Records dan merilis album studio kelima mereka, V, dengan sangat-pertama line-up dari enam anggota band resmi, sebagai keyboardist dan backing vokalis PJ Morton menjadi anggota resmi pada tahun 2012. album debut di atas mingguan Billboard 200 chart. Sejak debutnya pada tahun 2002, band ini telah menjual lebih dari 15 juta album di Amerika Serikat dan lebih dari 100 juta single dan 27 juta album di seluruh dunia.
Pada tahun 2001, band ini bergabung kembali, dengan gitaris James Valentine ditambahkan ke line-up, dan mengejar arah baru dengan nama: Maroon 5. Pada titik ini, Jesse Carmichael beralih ke bermain keyboard dan ini telah menjadi utamanya instrumen dalam band. Setelah perubahan ini, Maroon 5 menandatangani kontrak dengan Octone Records dan merilis album debut mereka, Songs About Jane, pada bulan Juni 2002. lead single album "Sulit untuk Bernapas", diputar berat, yang membantu album debut di nomor enam di Billboard . 200 chart band ini memenangkan Grammy Award untuk Best New Artist pada tahun 2005. selama beberapa tahun ke depan, band ini tur secara ekstensif di seluruh dunia untuk mendukung Songs About Jane dan menghasilkan dua rekaman langsung: tahun 2004 dan 2005 1.22.03.Acoustic dunia hidup -. Friday the 13th pada tahun 2006, Ryan Dusick resmi meninggalkan band setelah menderita cedera pergelangan tangan dan bahu serius dan digantikan oleh Matt Flynn. Band ini merekam album kedua mereka, It Will not Be Soon Before Long dan dirilis pada Mei 2007. Album ini mencapai nomor satu di chart US Billboard 200 dan memimpin tunggal, "Makes Me Wonder", menjadi band pertama nomor satu lagu di Billboard Hot 100.
Pada tanggal 21 September 2010, band ini merilis album studio ketiga mereka yang berjudul "Hands All Over". Ini dirilis ulang pada tahun 2011 untuk memasukkan single "Moves Like Jagger" (menampilkan Christina Aguilera). Sementara versi asli album menerima tinjauan yang beragam, "Bergerak seperti Jagger" mencapai posisi nomor satu di Billboard Hot 100 chart. Band ini merilis album berikutnya mereka, Overexposed, pada tanggal 26 Juni, 2012. Semua empat single dari album yang benar-benar sukses di tangga lagu - misalnya, single kedua "One More Night", mencapai nomor satu di Billboard Hot 100. Dalam 2014, band ini menandatangani kontrak dengan Interscope Records dan merilis album studio kelima mereka, V, dengan sangat-pertama line-up dari enam anggota band resmi, sebagai keyboardist dan backing vokalis PJ Morton menjadi anggota resmi pada tahun 2012. album debut di atas mingguan Billboard 200 chart. Sejak debutnya pada tahun 2002, band ini telah menjual lebih dari 15 juta album di Amerika Serikat dan lebih dari 100 juta single dan 27 juta album di seluruh dunia.
Superman Is Dead - Sunset Ditanah Anarki
andai ku malaikat ku potong sayapku
dan rasakan perih di dunia bersamamu
perang kan berakhir, cinta kan abadi
di tanah anarki romansa terjadi
dan rasakan perih di dunia bersamamu
perang kan berakhir, cinta kan abadi
di tanah anarki romansa terjadi
desing peluru tak bertuan, hari-hari yang tak benderang
setiap detik nyawa ini ku pertahankan untukmu
alasanku ada di sini dan parasmu yang ku rindukan
di neraka kan ku menangkan hariku bersamamu
setiap detik nyawa ini ku pertahankan untukmu
alasanku ada di sini dan parasmu yang ku rindukan
di neraka kan ku menangkan hariku bersamamu
andai ku malaikat ku potong sayapku
dan rasakan perih di dunia bersamamu
perang kan berakhir, cinta akan abadi
di tanah anarki romansa terjadi
dalam gelisah ku menunggu berita tentang gerilyamu
semerbak rindu kuasai udara panas ini
sepucuk surat telah tiba dan senja pun ikut berdebar
kalimat indah dan kisahmu tentang perang dan cinta
andai ku malaikat ku potong sayapku
dan rasakan perih di dunia bersamamu
perang kan berakhir, cinta akan abadi
di tanah anarki romansa terjadi
dan rasakan perih di dunia bersamamu
perang kan berakhir, cinta akan abadi
di tanah anarki romansa terjadi
dalam gelisah ku menunggu berita tentang gerilyamu
semerbak rindu kuasai udara panas ini
sepucuk surat telah tiba dan senja pun ikut berdebar
kalimat indah dan kisahmu tentang perang dan cinta
andai ku malaikat ku potong sayapku
dan rasakan perih di dunia bersamamu
perang kan berakhir, cinta akan abadi
di tanah anarki romansa terjadi
Biografi album SID
Album
Kuta Rock City
Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock.Selain beberapa lagu baru, SID juga menambahkan beberapa lagu lama dari album indie mereka tetapi dengan aransemen yang lebih baik dan baru. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik. Selain itu pula, ini merupakan langkah pertama SID di mayor label yang menimbulkan beberapa kontroversi di kalangan punk.
The Hangover Decade
Album yang dirilis tahun 2005 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, Bad bad bad, dan Beyond This Honesty.
Black Market Love
Album ketiga ini terkesan lebih dewasa dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.
Angels and the Outsiders
Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.
The Early Years, Blood, Sweat and Tears
Album khusus yang dirilis terbatas dalam bentuk bentuk vinyl atau piringan hitam versi long play atau LP tahun 2012. Mereka memasukkan karya terbaik mereka dari tahun 1997 hingga tahun 2009 . Sampul album The Early Years, Blood, Sweat and Tears menggambarkan suasana Poppies Lane II - Kuta pada era 80an ketika wilayah tersebut belum ada bangunan dan hanya ditumbuhi pohon kelapa dan rumput.
Biografi Superman Is Dead
Superman Is Dead (disingkat SID) adalah sebuah grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta.
Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool
sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai
drummer.
Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti Green Day dan NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.
Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.
Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal Thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk Diamond Clash bernama Budi Sartika yang biasa dipanggil Bobby Kool ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bergabung pula I Made Bawa yang lebih dikenal dengan nama lain Lolot mengisi posisi pemain bass. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Tidak lama setelah band terbentuk Lolot keluar dari band dan memutuskan untuk berkonsentrasi pada proyek band yang lain. kelak Lolot akan lebih dikenal sebagai musisi lagu-lagu berbahasa Bali. Kekosongan sesi bass akhirnya diisi oleh personel baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Pada saat itu band belum bernama Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Pada perkembangannya nama Superman Is Silver Gun dirasa kurang cocok, selain merupakan comotan judul sebuah lagu dari kelompok musik Stone Temple Pilots juga kurang memiliki makna. Bergantilah nama band mereka menjadi Superman Is Dead atau disingkat SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.
Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti Green Day dan NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.
Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.
Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal Thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk Diamond Clash bernama Budi Sartika yang biasa dipanggil Bobby Kool ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bergabung pula I Made Bawa yang lebih dikenal dengan nama lain Lolot mengisi posisi pemain bass. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Tidak lama setelah band terbentuk Lolot keluar dari band dan memutuskan untuk berkonsentrasi pada proyek band yang lain. kelak Lolot akan lebih dikenal sebagai musisi lagu-lagu berbahasa Bali. Kekosongan sesi bass akhirnya diisi oleh personel baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Pada saat itu band belum bernama Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Pada perkembangannya nama Superman Is Silver Gun dirasa kurang cocok, selain merupakan comotan judul sebuah lagu dari kelompok musik Stone Temple Pilots juga kurang memiliki makna. Bergantilah nama band mereka menjadi Superman Is Dead atau disingkat SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.
Senin, 02 Februari 2015
Biografi Iwan Fals
Masa
kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di
Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Selama di Jeddah itu, Iwan Fals
selalu menyanyikan dua lagu utnuk hiburannya, yaitu Sepasang Mata Bola
dan Waiya. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia
mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Bicara
tentang perjalanan karir musiknya, Iwan Fals mengaku semua dimulai
ketika ia aktif ngamen di Bandung saat masih berumur berumur 13 tahun
atau masih duduk di bangku SMP. Iwan Fals belajar memainkan gitar dari
teman-teman nongkrong. Setiap kali teman-temannya bermain gitar dan
memainkan lagu-lagu Rolling Stones, Iwan Fals suka memperhatikan hingga
akhirnya ia nekat memainkan gitar itu namun saying ia malah memutuskan
salah satu senar hingga dimarahi teman-temannya. Sejak saat itu, gitar
seperti terekam kuat dalam ingatan seorang Iwan Fals.
Untuk menarik perhatian teman-temannya, Iwan Fals membuat lagu-lagu yang
liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah
teman-temannya tetawa mendengarkan lagu-lagu yang ia bawakan. Setelah
merasa mampu membuat lagu sendiri, apalagi bisa membuat orang tertawa,
timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Iwan Fals pun
suka mengisi acaraa hajatan, kimpoian, atau sunatan. Dulu Iwan Fals
memilki manajer bernama Engkos, seorang tukang bengkel sepeda motor.
Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, dia selalu tahu
kalau ada orang yang punya hajatan. Karena itulah Iwan Fals un mulai
sering tampil di acara-acara.
Ketika di SMP 5 Bandung, Iwan Fals juga menjadi gitaris kelompok paduan
suara sekolah. Suatu ketika, seorang guru menanyakan apakah ada yang
bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi karena ada anak
perempuan yang jago memainkan gitar, Iwan Fals menawarkan diri. Maka
jadilah ia pemain gitar di paduan suara sekolahnya.
Banyak yang bertanya tentang asal nama Fals yang ia gunakan. Nama itu
ternyata didapat sewaktu dalam perjanan dari Jeddah kembali ke Jakarta.
Waktu pulang dari Jeddah pas musim Haji, di pesawat orang-orang pada
bawa air zam-zam, Iwan hanya menenteng gitar kesayangannya. Melihat ada
anak kecil bawa gitar di pesawat, membuat seorang pramugari heran.
Pramugari itu lalu menghampiri Iwan dan meminjam gitarnya. Tapi begitu
baru akan memainkan, pramugari itu heran. Suara gitar milik Iwan
terdengar fals. Setelah membetulkan steman nada gitar, pramugari itu
lalu mengajari Iwan memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan.
Peristiwa itulah yang menginspirasi Iwan menambahkan Fals di belakang
namanya hingga kini terkenal dengan panggilan Iwan Fals.
Karir bermusik Iwan Fals makin terbentuk saat ada orang datang ke
Bandung dari Jakarta yang mengenal produser musik. Waktu itu Iwan Fals
baru sadar kalau ternyata lagu-lagu yang ia ciptakan sudah terkenal di
Jakarta. Jauh sebelumnya, Iwan Fals pernah rekaman di Radio 8 EH dan
lagunya sering diputar di radio itu hingga akhirnya radio itu kena
bredel oleh Pemerintah. Waktu itu Iwan Fals masih sekolah di SMAK BPK
Bandung. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master.
Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi,
Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal
di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Setelah
mendapat juara di festival musik country, Iwan Fals ikut festival lagu
humor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat
direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC
Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan.
Akhirnya Iwan Fals melakukan rekaman di Musica Studio. Musiknya mulai
digarap lebih serius. Setelah itu, lahirlah album bertajuk arjana Muda,
yang musiknya ditangani Willy Soemantri dan mendapat respon luar biasa.
Namun, Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen
dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M.
Kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Waktu siaran acara
Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di
TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen
langsung dihentikan.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI
pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan
Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak
ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung
penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat
itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan
termegah sepanjang sejarah musik Indonesia. Selama Orde Baru, banyak
jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat
pemerintah, karena lirik-lirik lagunya yang kritis.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar
Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989,
sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah
Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa
tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum
‘akar rumput’. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang
tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan
mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut
Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini
mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor
cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan
sampai ke mancanegara.
Album-album karya Iwan Fals antara lain: Canda Dalam Nada (1979), Canda
Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana Muda
(1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali
(1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran
(1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil
Rakyat (1988), 1910 (1988), Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988),
Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990), Cikal (1991),
Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993),
Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor)
(1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati
(2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan
Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini
album, Keseimbangan - Iwan Fals (2010), Tergila-gila (2011) Raya (2013)
Galang Rambu Anarki lahir pada 1 Januari 1982, Iwan Fals, yang
perasaannya campur-aduk karena pertama kali merasakan diri jadi
ayah merasa harus bertanggung jawab, merasa mencintai, heran, bahagia,
bangga punya keturunan dan sebagainya menciptakan lagu berjudul Galang
Rambu Anarki. Lagunya cukup terkenal dan masuk album Opini (1982).
Galang tumbuh jadi anak cerdas. Endi Aras sering main tembak-tembakan dengan Galang. Muhamad Mamun punya karakter rekaan yang sering diceritakannya pada Galang. Namanya Gringgrong seorang jagoan kayak Tarzan yang bisa mengalahkan harimau, naik kuda, dan mengalahkan musuh. Tiap kali Mamun datang menginap, cerita Gringgong ditagih Galang. Di Condet hanya ada dua kamar, Kalau saya nginep, Galang tidur sama bapaknya, kata Mamun.
Ketika beranjak remaja, Mamun melihat Galang badannya bagus, berbentuk. Galang bukan tipe anak hura-hura. Kalau minta uang paling buat bayar taksi pergi ke sekolah. Untuk beli-beli dia nggak punya uang, kata Iwan. Galang juga besar tekadnya. Suatu saat Galang, yang belum bisa menyetir mobil dan tak punya surat izin mengemudi, ingin bisa mengendarai mobil. Solusinya? Galang mengendarai mobil sekaligus dari Jakarta ke Pulau Bali!
Tapi kekerasan Galang suatu hari membuat Iwan angkat tangan. Dia datang ke Mamun, Mas gimana nih, Galang nggak mau sekolah lagi? Terus maunya apa? Embuh, main musik atau buka bengkel.
Galang memutuskan keluar dari SMP Pembangunan Jaya di Bintaro, yang terletak dekat rumah dan termasuk salah satu sekolah mahal di Jakarta. Iwan sering pindah rumah dan waktu itu tinggal di Bintaro. Hingga Leuwinanggung ia sudah pindah rumah 12 kali. Usia Galang 14 tahun dan sedang memproduksi rekamannya yang pertama bersama kelompok Bunga. Iwan tak bisa berbuat banyak dan membiarkan Galang putus sekolah.
Galang pernah juga kabur meninggalkan rumah. Dalam pelarian, menurut Iwan, Galang melihat poster dan foto papanya di mana-mana. Dia merasa diawasi, kata Iwan. Galang merasa tak bisa lari dan kembali ke rumah. Suatu saat Iwan curiga. Iwan bertanya, Lang, lu pakai ya? Mau apa tahu Pa? kata Galang, ditirukan Iwan.
Iwan menganggap dirinya sudah insyaf. Kok Galang yang memakai? Iwan merasa Galang meniru papanya. Mula-mula rokok lalu obat. Endi Aras mengatakan Iwan agak teledor kalau menyimpan ganja atau merokok.
Galang menerangkan dia hanya mencoba. Rasanya pusing serta teler. Ya udah, kalau sudah tahu ya udah, kata Iwan. Kebetulan Galang punya pacar, seorang cewek gaul bernama Inne Febrianti, yang juga keberatan Galang memakai obat-obatan. Inne mendorong Galang tak memakai obat-obatan. Dia bukan pemakai. Dia sangat cinta pada keluarganya. Kontrol diri sangat kuat, kata Iwan.
Kamis malam 24 April 1997 sekitar pukul 11:00 malam Galang pulang ke rumah, setelah latihan main band. Dia makan lalu pamit pada papanya mau tidur. Mamanya lagi tak enak badan. Iwan masih mendengar Galang telepon-teleponan. Subuh sekitar 4:30 Kelly Bayu Saputra, sepupu Galang yang tinggal di sana, mau mengambil sisir di kamar Galang. Kelly memanggil Galang tapi tak bangun. Kelly mendekati Galang dan menggoyang-goyangkan badannya. Lemas. Kelly kaget. Dia mengetuk kamar Yos. Yos bangun dan menemukan Galang badannya dingin. Saya turun ke bawah, panggil Iwan, kata Yos.
Keluarga heboh. Iwan terpukul sekali. Pagi itu saudara-saudaranya datang. Mereka menghubungi semua kerabat dan teman. Leo Listianto, adik Iwan, menelepon Mamun di Karawaci. Saya masih tidur, antara percaya, tidak percaya, kata Mamun. Sepuluh menit kemudian, Mamun ditelepon Dyah Retno Wulan, adiknya Leo, biasa dipanggil Lala, juga memberitahu Galang meninggal. Saya bengong, kata Mamun. Dia segera menuju Bintaro.
Fidiana menerima telepon dari Ari Ayunir. Fidiana membangunkan Iwang Noorsaid, suaminya, Wang, ini ada berita duka Galang meninggal. Mereka agak tak percaya karena beberapa hari sebelumnya pasangan ini bertamu ke Bintaro dan melihat Galang mondar-mandir. Mereka mencoba telepon ke Bintaro tapi nada sibuk. Mereka menelepon Herri Buchaeri, Endi Aras, dan beberapa rekan lain sebelum naik mobil ke Bintaro.
Endi Aras mengatakan, Pagi-pagi aku dapat kabar. Iwang Noorsaid yang telepon. Endi sampai di Bintaro sekitar pukul 5:30. Aku ikut memandikan (jasad Galang), kata Endi. Ketika Iwan memandikan jasad anaknya, dia berujar berkali-kali, Galang, kamu sudah selesai, Papa yang belum Lang, kamu sudah selesai, Papa yang belum .. Kalimat itu diucapkan Iwan berkali-kali. Mamun dirangkul Iwan. Jagain Mas, jagain anak-anak Mas, kata Iwan, seakan-akan hendak mengatakan ia sendiri kurang menjaga anaknya dengan baik.
Yos histeris, menangis ketika saya peluk. Aduh, anak saya sudah meninggal mendahului saya, kata Fidiana. Iwan tak banyak bicara, menunduk, menangis, dan hanya bilang terima kasih kepada tamu-tamu. Kepada kita dia nggak ngomong sama sekali, kata Fidiana.
Galang dimakamkan di mana? Ada usul pemakaman Tanah Kusir dekat Bintaro. Iwan emosional, ingin memakamkan Galang di rumahnya. Bagaimana aturannya? Iwan pun memutuskan menelepon kyai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari Nahdlatul Ulama. Saat itu Gus Dur belum jadi presiden Indonesia. Iwan menganggap Gus Dur guru mengaji yang terbuka, tempat orang bertanya. Gus Dur mengerti hukum Islam maupun hukum pemerintahan.
Gus Dur dalam telepon menjelaskan dalam aturan Islam diperbolehkan memakamkan jenazah di rumah. Pemakaman bergantung wasiat almarhum atau keinginan keluarga. Tapi di Jakarta tak bisa memakamkan orang di rumah sendiri karena keterbatasan lahan. Di Jakarta nggak boleh kalau Bogor boleh.
Kata Bogor itu mengingatkan Iwan pada Leuwinanggung. Keluarga pun memutuskan Galang dimakamkan di Leuwinanggung.
Menurut Harun Zakaria, seorang tetangga Iwan di Leuwinanggung, yang juga menjaga kebun Iwan, dia dihubungi Lies Suudiyah, ibunda Iwan. Bu Lies datang ke sini. Dia bilang, Cucunda meninggal. Tolong di sini kuburannya, kata Harun.
Jenazah disemayamkan dulu di masjid Bintaro. Sekitar 2.000 jamaah salat Jumat di masjid itu ikut menyembahyangkan Galang. Banyak seniman, tetangga, kenalan Iwan, dan Yos datang menyampaikan duka. Setiawan Djody, W.S. Rendra, Ayu Ayunir, Jalu, Totok Tewel, Jockie Suryoprayogo, juga tampak di sana. Spekulasi wartawan maupun pengunjung memunculkan gosip bahwa dada Galang kelihatan biru. Galang digosipkan overdosis. Ini merambat ke mana-mana karena tubuh Galang kurus ceking.
Orang sebenarnya tak tahu persis penyebab kematian Galang karena tak ada otopsi terhadap jenazahnya. Kawan-kawan Iwan memilih diam. Mereka merasa tak nyaman mengecek spekulasi overdosis kepada orangtua yang berduka. Kresnowati pernah diberitahu Yos bahwa penyebab kematian Galang penyakit asma. Fidiana mengatakan beberapa hari sebelum kematian, Yos mengatakan Galang lagi sakit-sakitan. Iwan mengatakan pada saya, fisik Galang agak lemah dan Galang lemah di pencernaan.
Galang tumbuh jadi anak cerdas. Endi Aras sering main tembak-tembakan dengan Galang. Muhamad Mamun punya karakter rekaan yang sering diceritakannya pada Galang. Namanya Gringgrong seorang jagoan kayak Tarzan yang bisa mengalahkan harimau, naik kuda, dan mengalahkan musuh. Tiap kali Mamun datang menginap, cerita Gringgong ditagih Galang. Di Condet hanya ada dua kamar, Kalau saya nginep, Galang tidur sama bapaknya, kata Mamun.
Ketika beranjak remaja, Mamun melihat Galang badannya bagus, berbentuk. Galang bukan tipe anak hura-hura. Kalau minta uang paling buat bayar taksi pergi ke sekolah. Untuk beli-beli dia nggak punya uang, kata Iwan. Galang juga besar tekadnya. Suatu saat Galang, yang belum bisa menyetir mobil dan tak punya surat izin mengemudi, ingin bisa mengendarai mobil. Solusinya? Galang mengendarai mobil sekaligus dari Jakarta ke Pulau Bali!
Tapi kekerasan Galang suatu hari membuat Iwan angkat tangan. Dia datang ke Mamun, Mas gimana nih, Galang nggak mau sekolah lagi? Terus maunya apa? Embuh, main musik atau buka bengkel.
Galang memutuskan keluar dari SMP Pembangunan Jaya di Bintaro, yang terletak dekat rumah dan termasuk salah satu sekolah mahal di Jakarta. Iwan sering pindah rumah dan waktu itu tinggal di Bintaro. Hingga Leuwinanggung ia sudah pindah rumah 12 kali. Usia Galang 14 tahun dan sedang memproduksi rekamannya yang pertama bersama kelompok Bunga. Iwan tak bisa berbuat banyak dan membiarkan Galang putus sekolah.
Galang pernah juga kabur meninggalkan rumah. Dalam pelarian, menurut Iwan, Galang melihat poster dan foto papanya di mana-mana. Dia merasa diawasi, kata Iwan. Galang merasa tak bisa lari dan kembali ke rumah. Suatu saat Iwan curiga. Iwan bertanya, Lang, lu pakai ya? Mau apa tahu Pa? kata Galang, ditirukan Iwan.
Iwan menganggap dirinya sudah insyaf. Kok Galang yang memakai? Iwan merasa Galang meniru papanya. Mula-mula rokok lalu obat. Endi Aras mengatakan Iwan agak teledor kalau menyimpan ganja atau merokok.
Galang menerangkan dia hanya mencoba. Rasanya pusing serta teler. Ya udah, kalau sudah tahu ya udah, kata Iwan. Kebetulan Galang punya pacar, seorang cewek gaul bernama Inne Febrianti, yang juga keberatan Galang memakai obat-obatan. Inne mendorong Galang tak memakai obat-obatan. Dia bukan pemakai. Dia sangat cinta pada keluarganya. Kontrol diri sangat kuat, kata Iwan.
Kamis malam 24 April 1997 sekitar pukul 11:00 malam Galang pulang ke rumah, setelah latihan main band. Dia makan lalu pamit pada papanya mau tidur. Mamanya lagi tak enak badan. Iwan masih mendengar Galang telepon-teleponan. Subuh sekitar 4:30 Kelly Bayu Saputra, sepupu Galang yang tinggal di sana, mau mengambil sisir di kamar Galang. Kelly memanggil Galang tapi tak bangun. Kelly mendekati Galang dan menggoyang-goyangkan badannya. Lemas. Kelly kaget. Dia mengetuk kamar Yos. Yos bangun dan menemukan Galang badannya dingin. Saya turun ke bawah, panggil Iwan, kata Yos.
Keluarga heboh. Iwan terpukul sekali. Pagi itu saudara-saudaranya datang. Mereka menghubungi semua kerabat dan teman. Leo Listianto, adik Iwan, menelepon Mamun di Karawaci. Saya masih tidur, antara percaya, tidak percaya, kata Mamun. Sepuluh menit kemudian, Mamun ditelepon Dyah Retno Wulan, adiknya Leo, biasa dipanggil Lala, juga memberitahu Galang meninggal. Saya bengong, kata Mamun. Dia segera menuju Bintaro.
Fidiana menerima telepon dari Ari Ayunir. Fidiana membangunkan Iwang Noorsaid, suaminya, Wang, ini ada berita duka Galang meninggal. Mereka agak tak percaya karena beberapa hari sebelumnya pasangan ini bertamu ke Bintaro dan melihat Galang mondar-mandir. Mereka mencoba telepon ke Bintaro tapi nada sibuk. Mereka menelepon Herri Buchaeri, Endi Aras, dan beberapa rekan lain sebelum naik mobil ke Bintaro.
Endi Aras mengatakan, Pagi-pagi aku dapat kabar. Iwang Noorsaid yang telepon. Endi sampai di Bintaro sekitar pukul 5:30. Aku ikut memandikan (jasad Galang), kata Endi. Ketika Iwan memandikan jasad anaknya, dia berujar berkali-kali, Galang, kamu sudah selesai, Papa yang belum Lang, kamu sudah selesai, Papa yang belum .. Kalimat itu diucapkan Iwan berkali-kali. Mamun dirangkul Iwan. Jagain Mas, jagain anak-anak Mas, kata Iwan, seakan-akan hendak mengatakan ia sendiri kurang menjaga anaknya dengan baik.
Yos histeris, menangis ketika saya peluk. Aduh, anak saya sudah meninggal mendahului saya, kata Fidiana. Iwan tak banyak bicara, menunduk, menangis, dan hanya bilang terima kasih kepada tamu-tamu. Kepada kita dia nggak ngomong sama sekali, kata Fidiana.
Galang dimakamkan di mana? Ada usul pemakaman Tanah Kusir dekat Bintaro. Iwan emosional, ingin memakamkan Galang di rumahnya. Bagaimana aturannya? Iwan pun memutuskan menelepon kyai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari Nahdlatul Ulama. Saat itu Gus Dur belum jadi presiden Indonesia. Iwan menganggap Gus Dur guru mengaji yang terbuka, tempat orang bertanya. Gus Dur mengerti hukum Islam maupun hukum pemerintahan.
Gus Dur dalam telepon menjelaskan dalam aturan Islam diperbolehkan memakamkan jenazah di rumah. Pemakaman bergantung wasiat almarhum atau keinginan keluarga. Tapi di Jakarta tak bisa memakamkan orang di rumah sendiri karena keterbatasan lahan. Di Jakarta nggak boleh kalau Bogor boleh.
Kata Bogor itu mengingatkan Iwan pada Leuwinanggung. Keluarga pun memutuskan Galang dimakamkan di Leuwinanggung.
Menurut Harun Zakaria, seorang tetangga Iwan di Leuwinanggung, yang juga menjaga kebun Iwan, dia dihubungi Lies Suudiyah, ibunda Iwan. Bu Lies datang ke sini. Dia bilang, Cucunda meninggal. Tolong di sini kuburannya, kata Harun.
Jenazah disemayamkan dulu di masjid Bintaro. Sekitar 2.000 jamaah salat Jumat di masjid itu ikut menyembahyangkan Galang. Banyak seniman, tetangga, kenalan Iwan, dan Yos datang menyampaikan duka. Setiawan Djody, W.S. Rendra, Ayu Ayunir, Jalu, Totok Tewel, Jockie Suryoprayogo, juga tampak di sana. Spekulasi wartawan maupun pengunjung memunculkan gosip bahwa dada Galang kelihatan biru. Galang digosipkan overdosis. Ini merambat ke mana-mana karena tubuh Galang kurus ceking.
Orang sebenarnya tak tahu persis penyebab kematian Galang karena tak ada otopsi terhadap jenazahnya. Kawan-kawan Iwan memilih diam. Mereka merasa tak nyaman mengecek spekulasi overdosis kepada orangtua yang berduka. Kresnowati pernah diberitahu Yos bahwa penyebab kematian Galang penyakit asma. Fidiana mengatakan beberapa hari sebelum kematian, Yos mengatakan Galang lagi sakit-sakitan. Iwan mengatakan pada saya, fisik Galang agak lemah dan Galang lemah di pencernaan.
Minggu, 01 Februari 2015
Keluarga Iwan Fals
Keluarga Iwan Fals
Ayah : Haryoso Almarhum (Kolonel Anumerta)
Istri : Rosana (Mbak Yos)
Anak - anak :
- Galang Rambu Anarki (Almarhum)
- Annisa Cikal Rambu Bassae
- Raya Rambu Rabbani
Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trademark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1982 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1982). Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991.
Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anisa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Pada tnggl 25 April 1997 duka menyelimuti keluarga Iwan Fals. Anak lelaki pertamanya yg bernama Galang Rambu Anarki tlh berpulang ke Rahmatullah. Galang ditemukan tdk bernyawa dikamarnya. Menurut keterangan pihak keluarga, Galang menderita penyakit asma yg akut. Sementara itu pers mengaitkan kematianya dgn penyalahgunaan NARKOBA. Galang meninggal dlm usia 15 thn. Galang mengikuti jejak ayahnya sbg seorang pemusik. Namun ia lbh memilih tdk berdiri dibawah nama besar ayahnya. Ia bergabung bersama BUNGA sbg gitaris & mengeluarkan album 'JANGAN KAU PERGI'. Sayangnya, Galang belum s4 melihat albumnya dirilis Kematian Galang Rambu Anarki membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang didalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis. Iwan Fals juga sempat membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.
Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Raya Rambu Rabbani pada saat anak kedua mereka, Annisa Cikal Rambu Basae, berumur 18 tahun. Raya-lah yang kemudian menjadi pelipur lara Iwan dan Yos. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals
Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rosana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Iwan Fals lebih profesional dalam berkarier.
Koleksi Album Dan Film
Koleksi Album Dan Film
Album
- Canda Dalam Nada (1979)
- Canda Dalam Ronda (1979)
- Perjalanan (1979)
- 3 Bulan (1980)
- Sarjana Muda (1981)
- Opini (1982)
- Sumbang (1983)
- Barang Antik (1984)
- Sugali (1984)
- KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985)
- Sore Tugu Pancoran (1985)
- Aku Sayang Kamu (1986)
- Ethiopia (1986)
- Lancar (1987)
- Wakil Rakyat (1988)
- 1910 (1988)
- Mata Dewa (1989)
- Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1989)
- Swami I (1989)
- Kantata Takwa (1990)
- Cikal (1991)
- Swami II (1991)
- Belum Ada Judul (1992)
- Hijau (1992)
- Dalbo (1993)
- Anak Wayang (1994)
- Orang Gila (1994)
- Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996)
- Kantata Samsara (1998)
- Best Of The Best (2000)
- Suara Hati (2002)
- In Collaboration with (2003)
- Manusia Setengah Dewa (2004)
- Iwan Fals in Love (2005)
- 50:50 (2007)
- Untukmu Terkasih (2009) - mini album
- Keseimbangan - Iwan Fals (2010)
- In Collaboration with (2003)
- Raya - Iwan Fals
Singel
- Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
- Kemesraan (bersama artis Musica) (1988)
- Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata)
- Terminal (bersama Franky S.) (1994)
- Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
- Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
- Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
- Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996)
- Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
- Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
- Tanam Tanam Siram Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
- Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
- Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers / Kekasih) (2008)
Single Hits yang dibawakan penyanyi lain
- Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
- Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
- Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Damai Yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Orang Dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Pak Tua (dibawakan oleh grup band Elpamas) (1991)
- Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
- Nyanyian laut ( dibawakan Nicky Astria )
- Menangis (dibawakan oleh Franky S.)
- Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artis Musica)
Album kompilasi
- Tragedi
- Banjo & Harmonika
- Celoteh-celoteh
- Celoteh-celoteh 2
- Country
- Tembang Cinta (1990)
- Akustik
- Akustik Ke-2 (1997)
- Salam Reformasi (1998)
- Salam Reformasi 2 (1999)
- Prihatin (2000)
Film
- Damai Kami Sepanjang Hari (1985)
- Kantata Takwa (film) (1990)
- Kekasih (2008) - cameo
Lagu yang tidak beredar
- Demokrasi Nasi (1978)
- Semar Mendem (1978)
- Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
- Mbak Tini (1978)
- Siti Sang Bidadari (1978)
- Kisah Sapi Malam (1978)
- Mince Makelar (1978)
- Luka Lama (1984)
- Anissa (1986)
- Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
- Oh Indonesia (1992)
- Imelda Mardun (1992)
- Maumere (1993)
- Joned (1993)
- Mesin Mesin Pembunuh (1994)
- Suara Dari Jalanan (1996)
- Demokrasi Otoriter (1996)
- Pemandangan (1996)
- Jambore Wisata (1996)
- Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
- Cerita Lama Tiananmen (1998)
- Serdadu dan Kutil (1998)
- 15 Juta (1998)
- Mencari Kata Kata (1998)
- Malam Sunyi (1999)
- Sketsa Setan Yang Bisu (2000)
- Indonesiaku (2001)
- Kemarau (2003)
- Lagu Sedih (2003)
- Kembali Ke Masa Lalu (2003)
- Harapan Tak Boleh Mati (2004)
- Saat Minggu Masih Pagi (2004)
- Repot Nasi / Sami Mawon (2005)
- Hari Raya Bumi (2007)
- Hari Raya Bumi (2007)
- Berita Cuaca (2008)
- Paman Zam
- Kapal Bau Pesing
- Makna Hidup Ini
- Selamat Tinggal Ramadhan
- Nyatakan Saja
- Berputar Putar
- Air dan Batu
- Lagu Pegangan
- Semut Api dan Cacing Kecil
- Kata-Kata
- Pukul Dua Malam
- Penjara
- Belatung
- Nyanyian Sopir
- Bunga Kayu di Beranda
- Aku Bergelora
- Suara Dari Jalanan
Sabtu, 31 Januari 2015
"Galang Rambu Anarki"
Galang Rambu Anarki anakku
Lahir awal Januari
Menjelang pemilu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM melambung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Anak kami kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Lahir awal Januari
Menjelang pemilu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM melambung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Anak kami kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Iwan Fals Oemar Bakrie
Oemar Bakrie
Tas hitam dari kulit buaya
"Selamat pagi!", berkata bapak Oemar Bakri
"Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali!"
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi, memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu
Laju sepeda kumbang di jalan berlubang
S'lalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang
Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan
"Berkelahi Pak!", jawab murid seperti jagoan
Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut, cepat pulang
Busyet... Standing dan terbang
Reff.
Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
Pesawat Tempurku
Pesawat Tempurku
Waktu kau lewat aku sedang mainkan gitar
Sebuah lagu yang kunyanyikan tentang dirimu
Seperti kemarin kamu hanya lemparkan senyum
Lalu pergi begitu saja bagai pesawat tempur
Hey ... !!! kau yang manis singgahlah dan ikut bernyanyi
Sebentar saja nona sebentar saja hanya sebentar
Rayuan mautku tak membuat kau jadi galak
Bagai seorang diplomat ulung engkau mengelak
Kalau saja aku bukanlah penganggur sudah kupacari kau
Jangan bilang tidak biang saja iya .................
Iya lebih baik daripada kau menangis .................
Reff :
Penguasa .!!!!!!!!!!!! Penguasa !!!!!!!!!!!!!! berilah hambamu uang
Beri hamba uang !!!!!!!!!!!!! beri hamba uang !!!!!!!!!!!!
Oh Ya ...........andaikata dunia tak punya tentara
Tentu tak ada perang yang banyak makan biaya
Oh ya ............andaikata dana perang buat diriku
Tantu kau mau singgah bukan cuma tersenyum
Kalau hanya senyum yang engkau berikan
Westerling pun tersenyum
Oh ................ singgahlah sayang ....... pesawat tempurku
Mendarat mulus didalam sanubariku .......
Waktu kau lewat aku sedang mainkan gitar
Sebuah lagu yang kunyanyikan tentang dirimu
Seperti kemarin kamu hanya lemparkan senyum
Lalu pergi begitu saja bagai pesawat tempur
Hey ... !!! kau yang manis singgahlah dan ikut bernyanyi
Sebentar saja nona sebentar saja hanya sebentar
Rayuan mautku tak membuat kau jadi galak
Bagai seorang diplomat ulung engkau mengelak
Kalau saja aku bukanlah penganggur sudah kupacari kau
Jangan bilang tidak biang saja iya .................
Iya lebih baik daripada kau menangis .................
Reff :
Penguasa .!!!!!!!!!!!! Penguasa !!!!!!!!!!!!!! berilah hambamu uang
Beri hamba uang !!!!!!!!!!!!! beri hamba uang !!!!!!!!!!!!
Oh Ya ...........andaikata dunia tak punya tentara
Tentu tak ada perang yang banyak makan biaya
Oh ya ............andaikata dana perang buat diriku
Tantu kau mau singgah bukan cuma tersenyum
Kalau hanya senyum yang engkau berikan
Westerling pun tersenyum
Oh ................ singgahlah sayang ....... pesawat tempurku
Mendarat mulus didalam sanubariku .......
Cikal
Iwan Fals - Cikal
Kerbau dikepalaku ada yang suci
Kerbau dikepalamu senang bekerja
Kerbau disini teman petani
Ular dinegara maju menjadi sampah nuklir
Ular didalam buku menjadi hiasan tatto
Ular disini memakan tikus
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Kerbauku teman petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku besar kerbauku seram
Tetapi ia bukan pemalas
Hidupnya sederhana
Sancaku besar sancaku seram
Mengganti kulit keluar sarang makan dan bertapa
Hidupnya sederhana
Ularku ular sanca
Kerbauku kerbau petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku teman petani
Walau kerbauku bukan harimau
Tetapi ia bisa seperti harimau
Kerbauku tetap kerbau
Kerbau petani yang senang bekerja
Sancaku melilitnya
Kerbauku tidak terganggu
Karena sancaku dan kerbau
Temannya petani
Lalu dimana anak anak sang tikus?
Bayi bayi bayi
Murni dan kosong
Bayi bayi bayi
Bayi ya bayi
Kalau kita sedang tidur dan tiba tiba saja kita terbangun
Karena lubang hidung kita terkena kumis harimau
Mungkin kita akan lari ya lari
Tetapi bayiku tidak
Bukan karena bayiku belum bisa berlari
Aku percaya
Aku percaya
Bayiku tidak akan pernah berfikir
Bahwa harimau itu jahat
Bayiku menarik narik kumis
Dan memukul mukul mulut harimau
Harimau malah memberikan bayiku mainan
Bayiku menjadi bayi harimau
Bayi harimau anak petani
Seperti sanca melilit kerbau
Ia ada di gorong gorong kota
Lantas apa agamanya?
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku murni dan kosong
Ia ada di gorong gorong kota
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku bayi harimau
Ia ada di gorong gorong kota
Bayi bayi bayi
Murni dan kosong
Bayi bayi bayi
Bayi harimau
Bayi bayi bayi
Yang berkalung sanca
Bayi bayi bayi
Yang di susui kerbau
Kerbau dikepalamu senang bekerja
Kerbau disini teman petani
Ular dinegara maju menjadi sampah nuklir
Ular didalam buku menjadi hiasan tatto
Ular disini memakan tikus
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Kerbauku teman petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku besar kerbauku seram
Tetapi ia bukan pemalas
Hidupnya sederhana
Sancaku besar sancaku seram
Mengganti kulit keluar sarang makan dan bertapa
Hidupnya sederhana
Ularku ular sanca
Kerbauku kerbau petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku teman petani
Walau kerbauku bukan harimau
Tetapi ia bisa seperti harimau
Kerbauku tetap kerbau
Kerbau petani yang senang bekerja
Sancaku melilitnya
Kerbauku tidak terganggu
Karena sancaku dan kerbau
Temannya petani
Lalu dimana anak anak sang tikus?
Bayi bayi bayi
Murni dan kosong
Bayi bayi bayi
Bayi ya bayi
Kalau kita sedang tidur dan tiba tiba saja kita terbangun
Karena lubang hidung kita terkena kumis harimau
Mungkin kita akan lari ya lari
Tetapi bayiku tidak
Bukan karena bayiku belum bisa berlari
Aku percaya
Aku percaya
Bayiku tidak akan pernah berfikir
Bahwa harimau itu jahat
Bayiku menarik narik kumis
Dan memukul mukul mulut harimau
Harimau malah memberikan bayiku mainan
Bayiku menjadi bayi harimau
Bayi harimau anak petani
Seperti sanca melilit kerbau
Ia ada di gorong gorong kota
Lantas apa agamanya?
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku murni dan kosong
Ia ada di gorong gorong kota
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku bayi harimau
Ia ada di gorong gorong kota
Bayi bayi bayi
Murni dan kosong
Bayi bayi bayi
Bayi harimau
Bayi bayi bayi
Yang berkalung sanca
Bayi bayi bayi
Yang di susui kerbau
Raya Rambu Rabbani
Dua-dua januari dua ribu tiga.
Raya rambu rabbanii anak ketiga.
Dua-dua januari anak nomor tiga.
Tanggal dan bulan sakti janjian kita.
Mas Galang dan mbak Cikal lahir januari juga.
Padahal papa mama mu virgo dan libra.
Yang jelas itu rezeki keluarga kita.
Raya rambu rabbani anak ketiga.
Lahir di desa sepi yang menjadi kota.
Gemuruh doa-doa menjaga dirimu.
Bersyukurlah selalu jangan sampai lupa.
Tak terasa sudah bertahun-tahun berlalu.
Tumbulah tumbuh menjadi yang kau mau.
Jangan sombong jangan jadi penipu.
Bergembira selalu tolong orang yang tidak mampu.
Raya rayalah hati.
Pikiran juga badan.
Raya rambu rabbani anak desa
Yang memikul beban dengan riaang [tenaaang]
Lihaatlah ia sedang menyaapa dunia.
Dua-dua januari rayalah Rabbani.
Rambu-rambu syurga juga duniawi.
Kau datang tak terduga menjadi tenaga.
Dalam hidup sementara yang penuh makna.
Jangan sesali semua yang sudah terjadi.
Suka dan duka tergantung engkau sendiri.
Waspadalah selalu dalam menjalani.
Tetap gagah berdiri, lewati badai sendiiri.
Sore Tugu Pancoran
"Sore Tugu Pancoran"
Si budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si budi diam di dua sisi
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si budi diam di dua sisi
Surat Buat Wakil Rakyat
Inilah lagu fenomenal karya Ma'mun yang dinyanyikan Iwan Fals. Lagu ini
begitu populer seakan tak lekang dimakan jaman. Sebab kenyataannya saat
lagu ini dinyanyikan tahun 1987 hingga sekarang di tahun 2000-an, sikap
wakil rakyat tidak banyak berubah. Mereka masih suka tidur saat sidang,
wakil rakyat masih hobi membolos. Mereka sibuk melakukan kunjungan dinas
yang ternyata berakhir dengan darmawisata keluar negeri menggunakan
uang rakyat.
Dalam sidang-sidang di gedung parlemen, kita sering menyaksikan sandiwara para badut-badut yang sok bersikap tegas dan sok jagoan. Dalam kenyataannya mereka menjadi lemah ketika mendapat tekanan dari pihak yang berlawanan, apalagi kalau ditekan dengan duit. Belum lagi berapa banyak wakil rakyat yang tertangkap basah korupsi dan kini dipenjara. Inilah figur wakil rakyat di negara ini. Mereka mengatas namakan wakil dari rakyat, tetapi tidak banyak yang mau ikhlas membela rakyat. Membela partainya nomer satu, membela koleganya nomer satu.. membela rakyat.... nomer berapa ya......
Surat Buat Wakil Rakyat
Iwan Fals/Ma'mun ( Album Wakil Rakyat 1987 )
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Dikantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke
Saudara dipilih bukan di lotere
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam juara he eh juara hahaha
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR
Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Sumbang – Iwan Fals
‘Sumbang’ adalah lagu Iwan fals yang dirilis dalam berjudul sama di tahun 1983. ‘Sumbang’ sarat dengan lirik kritik sosial yang tajam, mungkin terlalu tajam. Meneropong tingkah pola para politisi di era Orde Baru, yang memang di tahun tersebut berada di puncak kejayaan yang dipertahankan dengan kekerasan yang terselubung oleh militer. Bagi yang masih mengatakan bahwa Orde Baru lebih baik daripada Orde Reformasi ini, silahkan mendengarkan lagu ini.
Lagu ini dapat melukiskan dengan baik betapa politik dan kekuasaan begitu keras dan kejam di masa itu, sehingga Iwanpun harus mempertanyakan ‘…apakah selamanya politik itu kejam, apakah selamanya dia datang untuk menghantam, ataukah memang itu yang sudah digariskan, menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak-hak sewajarnya?” suatu pertanyaan mendasar mengenai sifat politik itu sendiri di masa di mana bertanya itu harus ‘konstruktif’ sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Menjadi kritis bukan pilihan, hanya satu bentuk kenekadan. Saya selalu merinding mendengarkan lagu ini karena membayangkan betapa banyaknya rakyat yang dikorbankan untuk kekuasaan saat itu. Mungkin Gerakan 30 September, Tanjung Priok, Timor Timur, Kekerasan Juni 1998, Trisakti dan lainnya; kita mungkin tidak pernah tahu yang sebenarnya. Di sinilah, menurut saya, letak penting lagu ini.
SUMBANG
Album : Sumbang (1983)Kuatnya belenggu besi
Mengikat kedua kaki
Tajamnya ujung belati
Menujam di ulu hati
Sanggupkah tak akan lari
Walau akhirnya pasti mati
Di kepala tanpa baja
Di tangan tanpa senjata
Ah itu soal biasa
Yang singgah di depan mata kita
Lusuhnya kain bendera
Di halaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan
Yang datang tak Kenal kasihan
Menyerang dalam gelap
Memburu kala haru
Dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru
Lalu pergi tanpa ragu
Setan-setan politik
Yang datang mencekik
Walau dimasa paceklik
Tetap mencekik
Apakah selamanya politik itu kejam?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan?
Menjilat
Menghasut
Menindas
Memperkosa hak-hak sewajarnya
Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing-kencing
Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk mencari kambing hitam
Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak
didalam ngeri yang congkak
Lalu senang dalang tertawa
Di tangan tanpa senjata
Ah itu soal biasa
Yang singgah di depan mata kita
Lusuhnya kain bendera
Di halaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan
Yang datang tak Kenal kasihan
Menyerang dalam gelap
Memburu kala haru
Dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru
Lalu pergi tanpa ragu
Setan-setan politik
Yang datang mencekik
Walau dimasa paceklik
Tetap mencekik
Apakah selamanya politik itu kejam?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan?
Menjilat
Menghasut
Menindas
Memperkosa hak-hak sewajarnya
Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing-kencing
Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk mencari kambing hitam
Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak
didalam ngeri yang congkak
Lalu senang dalang tertawa
Yang Terlupakan
Yang Terlupakan
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan sikesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik, untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda
Seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma saat aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh...maafkanlah
Oh...maafkanlah
Rasa sesal didasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan sikesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik, untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda
Seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma saat aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh...maafkanlah
Oh...maafkanlah
Rasa sesal didasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
Ya Atau Tidak
Ya Atau Tidak
Lirik lagu ini berkisah seputar rayuan Iwan Fals kepada kekasihnya yang
mungkin saat itu lagi ngambek dan puasa bicara. Setelah dirayu
sedemikian rupa masih saja tidak berhasil membuatnya bicara. Dan diakhir
lirik, Iwan Fals menegaskan kalau dia lelaki tulen. Lagu ini lumayan
cakep deh...
Ya Atau Tidak
Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 )
Bicaralah nona
Jangan membisu
Walau sepatah kata
Tentu kudengar
Tambah senyum sedikit
Apa sih susahnya?
Malah semakin manis
Semanis tebu
Engkau tahu isi hatiku
Semuanya sudah aku katakan
Ganti kamu jawab tanyaku
Ya atau tidak itu saja
Bila hanya diam
Aku tak tahu
Batu juga diam
Kamu kan bukan batu
Aku tak cinta pada batu
Yang aku cinta hanya kamu
Jawab nona dengan bibirmu
Ya atau tidak itu saja
Tak aku pungkiri
Aku suka wanita
Sebab aku laki laki
Masa suka pria
Ah kuraslah isi dadaku
Aku yakin ada kamu disitu
Jangan diam bicaralah
Ya atau tidak itu saja
Kamis, 29 Januari 2015
Yang Tersendiri, Oemar Bakrie ..
Cinta memang tak pandang usia, guru Zirah seorang guru muda lulusan sarjana muda rupanya ada hati dengan guru Oemar Bakrie
yang sudah lanjut usia dan kini ditinggal mati istrinya. Berawal dari
kekaguman dan kesalutannya terhadap Oemar Bakrie yang berdedikasi dengan
gigih dan sabar mengajar hingga lebih dari 40 tahun tidak seperti
karyawan atau tikus-tikus kantor lain. Dengan sabar ia mengajar muridnya yang bandel macam Gali Gongli anak Sugali seorang bromocorah, tapi ia tetap berharap agar anak didiknya berhasil bagai Habibie atau Bung Hatta setidaknya mengabdi pada negara seperti serdadu atau para tentara.
“Nak, engkau lelaki kelak sendiri..” begitu pesannya kepada Gali gongli agar berubah sadar dan menjadi lelaki yang bertanggungjawab.
Dari jendela kelas 1, Zirah sering mencuri pandang Oemar Bakrie hingga akhirnya sebuah buku yang dipinjam menjadi intro alat pdkt Zirah ke Oemar Bakrie. Rupanya Oemar Bakrie menyambut baik cintanya Zirah. Ia tak memperdulikan omongan sumbang orang tentang Zirah yang memang seksi itu kayak lonte atau perempuan malam apalagi Zirah bertetangga dengan tante Lisa seorang janda genit yang sering melirik pemuda kaya yang bagi tante Lisa itulah obat awet mudanya. Bagi Oemar Bakrie yang penting hatinya dan juga Zirah tak kalah cantik dari Tince Sukarti binti Machmud seorang penyanyi terkenal saat itu. Maka mereka sepakat janjian pergi berkencan tanggal 22 Januari, yang awalnya selepas pulang kerja menjadi hari libur saja dan bertemuan di sebuah halte.
Di halte itu sambil bersender di sepeda kumbangnya Oemar Bakrie menanti Zirah dan bersenandung kumenanti seorang kekasih-nya lagu Iwan Fals. Saat mereka bertemu Zirah sempat menanyakan sepeda motornya Oemar Bakrie yang dikreditnya bulan lalu. Oemar Bakrie menceritakan bahwa sepeda motornya hilang waktu bertamu di rumah temannya, begitu tahu sudah ada di garasi kantor polisi ia melihat sepeda motornya dalam keadaan tak ber-aki, tak berlampu, tutup tangki hilang, kaca spionpun melayang. Ya sudah aku jual saja dech seadanya Yach itulah kisah sepeda motorku dan kini aku kembali dengan sepeda kumbang kesayanganku ini, katanya pasrah tapi bangga.
“Kemana kita nih..?” tanya Oemar Bakrie.
“Kita keliling kota terus santai di Condet, ya… ya atau tidak mas..?” tanya Zirah
“Cape deeech… tapi demi kamu jangankan Condet, Ujung Aspal Pondok Gede, ke Ethiopiapun aku antarkan….” gurau Oemar Bakrie sambil mengelak karena mau dicubit Zirah.
Bahagia sekali hati Oemar Bakrie hari itu, sehari bagaikan sang raja mirip libur kecil kaum kusam. Melewati tugu pancoran Oemar Bakrie menggenjot sepeda kumbangnya membonceng Zirah. Walau ambulan zig-zag, oplet tua atau kendaraan besar dan kecil sesekali menyalibnya ia tak peduli. Bagiku engkau pesawat tempurku, setidaknya lebih cepat dari pedatinya si tua sais pedati apalagi kuda lumping begitu pikir Oemar Bakrie tentang sepeda kumbang tuanya.
Dalam perjalanan keliling kota mereka sempat menyaksikan seorang anak tertidur berbantal sebelah lengan di seberang istana. Kontrasmu bisu, berkacalah Jakarta… begitu kesaksian Oemar Bakrie melihat potret di depan matanya. Berikanlah mereka pijar matahari… Pernah mereka hampir menyerempet kuli jalanan & pemborong jalan yang bercampur dengan bunga trotoar. Semuanya mereka ada di jalan.
“Maaf ya mas..” pinta Oemar Bakrie.
“Oh, ya…” kata kuli jalanan kalem tak marah.
Oh ya, ya nasib,.. nasibmu jelas bukan nasibku…. Oh ya, ya takdir.. takdirmu jelas bukan takdirku… begitu canda Oemar Bakrie dalam hati ingat lagunya Swami. Dendam damai akan menjadi damai kalau keadaan di ujung abad disikapi dengan damai, tentu damai kami sepanjang hari, begitu opini Oemar Bakrie. Mereka juga melihat kerumunan orang dan ada anak-anaknya, diantara mereka ada yang berjoget tari India, stambul, chacha dan tari rebana.
“Ada apa tuh mas?” tanya Zirah “Oh itu, sunatan massal” jawab Oemar Bakrie.
“Nggak ikutan mas?.. goda Zirah
“Kalau aku ikut, nanti punyaku habis dooong, memangnya kamu mau punyaku habis…” ledek Oemar Bakrie.
Hihihi..Zirah tidak menjawab tapi malah mencubit dan mengkitik-kitik pinggang Oemar Bakrie membuat sepeda kumbang menjadi oleng.
“eh, eee eh eh jangan dong nanti nabrak nih…”
Setelah berkeliling kota sampailah mereka di taman pinggiran kota besar dekat Condet. Dalam taman mereka digoda kupu-kupu hitam putih yang terbang naik turun melintasi mereka. Ada juga belalang tua yang hampir jatuh di ujung daun dekat mereka duduk-duduk. Tak jauh dari mereka ada kumbang yang hinggap diatas bunga-bunga yang segar harum semerbak wanginya.
“Ibu, eee..” kata Oemar Bakrie memecah keheningan
“Ah jangan manggil ibu ah mas, saya kan masih single” potong Zirah genit.
“Cik, eh néng, eh nduk, eh nona… kita kayak bunga-bunga kumbang-kumbang aja ya…” kata Oemar Bakrie mulai merayu sedikit grogi.
Siapa yang tak grogi berhadapan dengan Zirah si VW kodok, wajahnya manis, pinggangnya ramping, kalau dilihat dari belakang pantatnya bagai salak raksasa, apalagi kalau tengok betisnya ckckckck … indah bak padi bunting.
“iya, tapi kalau saya sudah layu jangan dicampakin lho mas..”
“ya nggak dong yang…” balas Oemar Bakrie makin berani lagi.
Dalam hal merayu rupanya Oemar Bakrie punya cara sendiri tak kalah dari orang muda.
“Nona, matamu indah bagai mata indah bola pingpong” begitu rayunya sambil menyerahkan kembang pete. Entah darimana didapatnya kembang pete itu.
Sesekali dikeluarkan jurus kasacima-nya. “Kasihku kasih terkasih, sayangku sayang tersayang, cintaku cinta tercinta, manisku manis termanis…” weleh weleeeeeh….
“Kemesraan ini janganlah cepat berlalu, kemesraan ini ingin kukenang selalu…” mereka berdua bernyanyi dengan bahagia mirip paduan suara ibu-ibu PKK jaman Soeharto.
Menjelang senja mereka kembali karena mata dewa sudah hampir tenggelam. Malamnya Oemar Bakrie masih sempat bertelpon-ria dengan Zirah. Lama sekali ia menelpon mirip dongeng sebelum tidur. Alam malam kala itu memang lain sebab mereka sedang mabuk cinta.
“Selamat tinggal sayang, selamat tinggal malam…” tutupnya sedikit puitis.
Perjalanan waktu begitu cepat bagaikan 2 menit 10 detik, padahal hubungan mereka baru berlangsung 3 bulan. Suatu waktu Oemar Bakrie sering tak melihat Zirah di sekolah. Lho kemana ya Zirah… apakah sudah pindah, atau ke Timur Tengah atau di-PHK, ah tak mungkin kalau ia di PHK, pikir Oemar Bakrie. Ia mencari informasi hingga didapatnya kalau Zirah pulang kampung. Tapi kenapa tak bilang, tak ada pesan sedikitpun, ah aneh…..
Ada seorang guru yang ikut mengantar ke stasiun menceritakan kalau Zirah ada keperluan yang sangat pribadi di kampung. Diceritakannya kalau Zirah sempat mengalami keterlambatan karena kereta tua yang akan membawanya mengalami keterlambatan. Padahal Zirah sudah tanya loket dan penjaga kapan kereta tiba pukul berapa, tapi rupanya 2 jam kereta terlambat sudah biasa, jadwal belum lancar, aaaaah negeriku..….
Ada apa Zirahku sayang pergi tanpa pesan, padahal aku kini sedang rindu tebal, apa ada yang sakit di kampung, atau ada sesuatu yang tak ingin merepotkanku, aku bagaikan yang terlupakan… pikirnya dalam lingkaran keheningan suatu malam di rumahnya. Yaaach… sebelum kau bosan, sebelum aku menjemukan, tapi jangan tutup dirimu….. Sambil memetik gitar, satu-satu dinyanyikannya lagu cinta. Ingin rasanya Oemar Bakrie menuangkan suara hatinya menjadi coretan dinding atau menulis surat buat wakit rakyat di DPR sana. Tetapi semua hanya di awang-awang. Baginya memang asmara tak secengeng yang aku kira.
Teringat ia waktu Zirah meminta lagu nyanyianmu, tapi malah dijawab menyanyikan lagu yakinlah. Buat dia cinta tak perlu nada, tak perlu irama, jalanin saja, hadapi saja. “Bilang saja capek mas…” sahut Zirah waktu itu. Jadi kayak orang gila Oemar Bakrie kalau ingat kejadian itu.
Hingga suatu hari ia mendapat surat dari Zirah di kampung yang isinya bahwa ia akan dinikahkan dengan Bento seorang konglomerat di kampungnya tanggal 15 Juli 1996 nanti. Sempat Zirah menolak dan meminta bantuan paman Doblang tapi terlambat sang paman keburu dipenjara karena difitnah orang. Pada siapa ku mengadu, tolong dengar Tuhan…
“Mas, aku ingat ikrar kita, tapi apa daya kini semua harus berakhir dengan air mata, maaf cintaku…” tutup Zirah di ujung suratnya.
Hancur hati Oemar Bakrie bagai puing bangunan yang dibongkar, surat itu bagaikan proyek 13. Tak pernah terbayangkan olehnya akan hal ini. Amarah sempat dalam dada, namun akalnya menerka. Ia tak larut dalam patah hati dan kesedihan yang membuatnya menjadi frustasi seperti berandal malam di bangku terminal. Hatinya tetap tenang, tegar seperti matahari tidak seperti isi rimba tak ada tempat berpijak lagi.
Diraihnya gitar dan menyanyikan nyanyian jiwanya, walau kadang terdengar kayak celoteh camar tolol dan cemar. Tak begitu merdu tapi tak kalah dari esek-esek udug-udug-nya nyanyian ujung gang. Sempat pula tercipta sebuah lagu tapi belum ada judulnya. Baginya ini bukan akhir segalanya dan harapan tak boleh mati maka kupaksa untuk melangkah. Ia pun mendo’akan semoga Zirah bahagia apapun yang terjadi.
“Nona, aku sayang kamu, kini engkau milik orang lain, dan engkau tetap sahabatku, semoga kau benar……., aku disini,.. aku yang tersendiri” gumamnya.
Begitulah bila mata hati tetap ada dan sehat maka di balik bening mata air tak ada air mata.
“Nak, engkau lelaki kelak sendiri..” begitu pesannya kepada Gali gongli agar berubah sadar dan menjadi lelaki yang bertanggungjawab.
Dari jendela kelas 1, Zirah sering mencuri pandang Oemar Bakrie hingga akhirnya sebuah buku yang dipinjam menjadi intro alat pdkt Zirah ke Oemar Bakrie. Rupanya Oemar Bakrie menyambut baik cintanya Zirah. Ia tak memperdulikan omongan sumbang orang tentang Zirah yang memang seksi itu kayak lonte atau perempuan malam apalagi Zirah bertetangga dengan tante Lisa seorang janda genit yang sering melirik pemuda kaya yang bagi tante Lisa itulah obat awet mudanya. Bagi Oemar Bakrie yang penting hatinya dan juga Zirah tak kalah cantik dari Tince Sukarti binti Machmud seorang penyanyi terkenal saat itu. Maka mereka sepakat janjian pergi berkencan tanggal 22 Januari, yang awalnya selepas pulang kerja menjadi hari libur saja dan bertemuan di sebuah halte.
Di halte itu sambil bersender di sepeda kumbangnya Oemar Bakrie menanti Zirah dan bersenandung kumenanti seorang kekasih-nya lagu Iwan Fals. Saat mereka bertemu Zirah sempat menanyakan sepeda motornya Oemar Bakrie yang dikreditnya bulan lalu. Oemar Bakrie menceritakan bahwa sepeda motornya hilang waktu bertamu di rumah temannya, begitu tahu sudah ada di garasi kantor polisi ia melihat sepeda motornya dalam keadaan tak ber-aki, tak berlampu, tutup tangki hilang, kaca spionpun melayang. Ya sudah aku jual saja dech seadanya Yach itulah kisah sepeda motorku dan kini aku kembali dengan sepeda kumbang kesayanganku ini, katanya pasrah tapi bangga.
“Kemana kita nih..?” tanya Oemar Bakrie.
“Kita keliling kota terus santai di Condet, ya… ya atau tidak mas..?” tanya Zirah
“Cape deeech… tapi demi kamu jangankan Condet, Ujung Aspal Pondok Gede, ke Ethiopiapun aku antarkan….” gurau Oemar Bakrie sambil mengelak karena mau dicubit Zirah.
Bahagia sekali hati Oemar Bakrie hari itu, sehari bagaikan sang raja mirip libur kecil kaum kusam. Melewati tugu pancoran Oemar Bakrie menggenjot sepeda kumbangnya membonceng Zirah. Walau ambulan zig-zag, oplet tua atau kendaraan besar dan kecil sesekali menyalibnya ia tak peduli. Bagiku engkau pesawat tempurku, setidaknya lebih cepat dari pedatinya si tua sais pedati apalagi kuda lumping begitu pikir Oemar Bakrie tentang sepeda kumbang tuanya.
Dalam perjalanan keliling kota mereka sempat menyaksikan seorang anak tertidur berbantal sebelah lengan di seberang istana. Kontrasmu bisu, berkacalah Jakarta… begitu kesaksian Oemar Bakrie melihat potret di depan matanya. Berikanlah mereka pijar matahari… Pernah mereka hampir menyerempet kuli jalanan & pemborong jalan yang bercampur dengan bunga trotoar. Semuanya mereka ada di jalan.
“Maaf ya mas..” pinta Oemar Bakrie.
“Oh, ya…” kata kuli jalanan kalem tak marah.
Oh ya, ya nasib,.. nasibmu jelas bukan nasibku…. Oh ya, ya takdir.. takdirmu jelas bukan takdirku… begitu canda Oemar Bakrie dalam hati ingat lagunya Swami. Dendam damai akan menjadi damai kalau keadaan di ujung abad disikapi dengan damai, tentu damai kami sepanjang hari, begitu opini Oemar Bakrie. Mereka juga melihat kerumunan orang dan ada anak-anaknya, diantara mereka ada yang berjoget tari India, stambul, chacha dan tari rebana.
“Ada apa tuh mas?” tanya Zirah “Oh itu, sunatan massal” jawab Oemar Bakrie.
“Nggak ikutan mas?.. goda Zirah
“Kalau aku ikut, nanti punyaku habis dooong, memangnya kamu mau punyaku habis…” ledek Oemar Bakrie.
Hihihi..Zirah tidak menjawab tapi malah mencubit dan mengkitik-kitik pinggang Oemar Bakrie membuat sepeda kumbang menjadi oleng.
“eh, eee eh eh jangan dong nanti nabrak nih…”
Setelah berkeliling kota sampailah mereka di taman pinggiran kota besar dekat Condet. Dalam taman mereka digoda kupu-kupu hitam putih yang terbang naik turun melintasi mereka. Ada juga belalang tua yang hampir jatuh di ujung daun dekat mereka duduk-duduk. Tak jauh dari mereka ada kumbang yang hinggap diatas bunga-bunga yang segar harum semerbak wanginya.
“Ibu, eee..” kata Oemar Bakrie memecah keheningan
“Ah jangan manggil ibu ah mas, saya kan masih single” potong Zirah genit.
“Cik, eh néng, eh nduk, eh nona… kita kayak bunga-bunga kumbang-kumbang aja ya…” kata Oemar Bakrie mulai merayu sedikit grogi.
Siapa yang tak grogi berhadapan dengan Zirah si VW kodok, wajahnya manis, pinggangnya ramping, kalau dilihat dari belakang pantatnya bagai salak raksasa, apalagi kalau tengok betisnya ckckckck … indah bak padi bunting.
“iya, tapi kalau saya sudah layu jangan dicampakin lho mas..”
“ya nggak dong yang…” balas Oemar Bakrie makin berani lagi.
Dalam hal merayu rupanya Oemar Bakrie punya cara sendiri tak kalah dari orang muda.
“Nona, matamu indah bagai mata indah bola pingpong” begitu rayunya sambil menyerahkan kembang pete. Entah darimana didapatnya kembang pete itu.
Sesekali dikeluarkan jurus kasacima-nya. “Kasihku kasih terkasih, sayangku sayang tersayang, cintaku cinta tercinta, manisku manis termanis…” weleh weleeeeeh….
“Kemesraan ini janganlah cepat berlalu, kemesraan ini ingin kukenang selalu…” mereka berdua bernyanyi dengan bahagia mirip paduan suara ibu-ibu PKK jaman Soeharto.
Menjelang senja mereka kembali karena mata dewa sudah hampir tenggelam. Malamnya Oemar Bakrie masih sempat bertelpon-ria dengan Zirah. Lama sekali ia menelpon mirip dongeng sebelum tidur. Alam malam kala itu memang lain sebab mereka sedang mabuk cinta.
“Selamat tinggal sayang, selamat tinggal malam…” tutupnya sedikit puitis.
Perjalanan waktu begitu cepat bagaikan 2 menit 10 detik, padahal hubungan mereka baru berlangsung 3 bulan. Suatu waktu Oemar Bakrie sering tak melihat Zirah di sekolah. Lho kemana ya Zirah… apakah sudah pindah, atau ke Timur Tengah atau di-PHK, ah tak mungkin kalau ia di PHK, pikir Oemar Bakrie. Ia mencari informasi hingga didapatnya kalau Zirah pulang kampung. Tapi kenapa tak bilang, tak ada pesan sedikitpun, ah aneh…..
Ada seorang guru yang ikut mengantar ke stasiun menceritakan kalau Zirah ada keperluan yang sangat pribadi di kampung. Diceritakannya kalau Zirah sempat mengalami keterlambatan karena kereta tua yang akan membawanya mengalami keterlambatan. Padahal Zirah sudah tanya loket dan penjaga kapan kereta tiba pukul berapa, tapi rupanya 2 jam kereta terlambat sudah biasa, jadwal belum lancar, aaaaah negeriku..….
Ada apa Zirahku sayang pergi tanpa pesan, padahal aku kini sedang rindu tebal, apa ada yang sakit di kampung, atau ada sesuatu yang tak ingin merepotkanku, aku bagaikan yang terlupakan… pikirnya dalam lingkaran keheningan suatu malam di rumahnya. Yaaach… sebelum kau bosan, sebelum aku menjemukan, tapi jangan tutup dirimu….. Sambil memetik gitar, satu-satu dinyanyikannya lagu cinta. Ingin rasanya Oemar Bakrie menuangkan suara hatinya menjadi coretan dinding atau menulis surat buat wakit rakyat di DPR sana. Tetapi semua hanya di awang-awang. Baginya memang asmara tak secengeng yang aku kira.
Teringat ia waktu Zirah meminta lagu nyanyianmu, tapi malah dijawab menyanyikan lagu yakinlah. Buat dia cinta tak perlu nada, tak perlu irama, jalanin saja, hadapi saja. “Bilang saja capek mas…” sahut Zirah waktu itu. Jadi kayak orang gila Oemar Bakrie kalau ingat kejadian itu.
Hingga suatu hari ia mendapat surat dari Zirah di kampung yang isinya bahwa ia akan dinikahkan dengan Bento seorang konglomerat di kampungnya tanggal 15 Juli 1996 nanti. Sempat Zirah menolak dan meminta bantuan paman Doblang tapi terlambat sang paman keburu dipenjara karena difitnah orang. Pada siapa ku mengadu, tolong dengar Tuhan…
“Mas, aku ingat ikrar kita, tapi apa daya kini semua harus berakhir dengan air mata, maaf cintaku…” tutup Zirah di ujung suratnya.
Hancur hati Oemar Bakrie bagai puing bangunan yang dibongkar, surat itu bagaikan proyek 13. Tak pernah terbayangkan olehnya akan hal ini. Amarah sempat dalam dada, namun akalnya menerka. Ia tak larut dalam patah hati dan kesedihan yang membuatnya menjadi frustasi seperti berandal malam di bangku terminal. Hatinya tetap tenang, tegar seperti matahari tidak seperti isi rimba tak ada tempat berpijak lagi.
Diraihnya gitar dan menyanyikan nyanyian jiwanya, walau kadang terdengar kayak celoteh camar tolol dan cemar. Tak begitu merdu tapi tak kalah dari esek-esek udug-udug-nya nyanyian ujung gang. Sempat pula tercipta sebuah lagu tapi belum ada judulnya. Baginya ini bukan akhir segalanya dan harapan tak boleh mati maka kupaksa untuk melangkah. Ia pun mendo’akan semoga Zirah bahagia apapun yang terjadi.
“Nona, aku sayang kamu, kini engkau milik orang lain, dan engkau tetap sahabatku, semoga kau benar……., aku disini,.. aku yang tersendiri” gumamnya.
Begitulah bila mata hati tetap ada dan sehat maka di balik bening mata air tak ada air mata.
Langganan:
Postingan (Atom)